• Web
  • Blog Ini
  • Friday, June 8, 2012

    LinkedIn dapat diperiksa terkait kebocoran password

    BRUSSELS: LinkedIn Corp, pemilik situs web jaringan terbesar di dunia profesional, dapat diinvestigasi oleh Kantor Komisi Perlindungan Data Irlandia setelah beberapa password pengguna terganggu terkait pelanggaran keamanan.

    Deputi perlindungan data Gary Davis mengatakan insiden tersebut termasuk dalam wilayah yang dapat diselidiki di bawah kode praktek lembaga itu soal pelanggaran data.

    "Kami terus menjalin kontak dengan LinkedIn sehubungan dengan masalah itu. Saya tidak dalam posisi untuk menunjukkan bagaimana tindakan kami," kata Davis dalam sebuah e-mail.
    Menurut Davis, regulator privasi Irlandia dapat memungut denda pada penyedia komunikasi elektronik dan jaringan atas pelanggaran data.

    Kebijakan keamanan data Irlandia mengurusi LinkedIn karena basis untuk operasi perusahaan itu di luar AS adalah di Dublin.

    Perusahaan, yang berbasis di Mountain View, California, itu meminta maaf kepada pelanggan dalam sebuah blog kemarin dan mengatakan bahwa lebih dari 160 juta pengguna akan terpengaruh karena password mereka tidak dapat digunakan.

    "[LinkedIn] telah bekerja sama dengan Kantor Komisi Perlindungan Data Irlandia agar mereka mengikuti situasi terkini," kata Darain Faraz, juru bicara perusahaan di London.
    "Kami mengambil tindakan cepat untuk melindungi pelanggan kami," kata Faraz dalam sebuah e-mail seperti dikutip Bloomberg.

    Dia mengatakan password telah diubah untuk anggota dengan akun yang terkait pelanggaran data dan mereka akan menerima e-mail dengan petunjuk tentang cara untuk mengatur ulang password.

    Perusahaan ini juga menyampaikan masalah keamanan sebagai risiko bagi investor dalam keterbukaan kepada regulator. Diungkap bahwa bulan lalu website mengalami gangguan dan mati atas beberapa alasan diantaranya "penolakan layanan atau penipuan atau serangan keamanan.".

    LinkedIn Corp. (LNKD), perusahaan pemilik situs jejaring sosial untuk para profesional LinkedIn akhirnya mengkonfirmasi adanya pelanggaran terhadap password para pemilik akunnya. Data password yang dicuri diperkirakan mencapai 6,5 juta akun.
    Perusahaan yang berbasis di California itu menyatakan permohonan maaf dan, menurut Bloomberg, para pemilik akun LinkedIn akan tahu akun mereka terkena kasus pencurian saat password mereka dinyatakan tak valid kala membukanya.

    “Kami menjaga keamanan anggota jejaring kami dengan sangat serius," demikian pernyataan perusahaan. Situs layanan jejaring profesional itu memiliki 160 juta pengguna.
    LinkedIn melalui akun Twitter Inc. menyatakan tengah melakukan penyelidikan terhadap pencurian data password.

    Saham LinkedIn justru naik 1% menjadi US$93,08 kala penutupan di New York, setelah sempat anjlok 1,5%. Saham tersebut telah naik dua kali lipat sejak IPO Mei 2011.

    (source ; Bloomberg/Mtb/faa/bisnis.com)

    No comments:

    Post a Comment

    Mohon tinggalkan komentar sebagai rasa persahabatan terima kasih banyak