• Web
  • Blog Ini
  • Monday, June 11, 2012

    Jakarta Kota Yang di Benci Touris……Mengapa ????

    Kota metropolitan Jakarta ternyata masuk dalam kategori kota-kota di dunia yang dibenci turis. Macet, polusi dan kerasnya kehidupan ibukota menegaskan tidak bersahabatnya kota ini di mata traveler. Duh!

    Ditengok dari CNNGO, Senin (11/6/2012), Jakarta duduk di peringkat 7 dalam daftar 10 kota paling dibenci turis. Julukan The Big Durian atau Durian Besar yang diberikan untuk Kota Jakarta ini sedikit banyak mewakili kehidupan yang ada di dalamnya. Seperti durian, hidup di dalam sini akan terasa keras seperti duri kulit durian.

    Kota ini menjadi kejutan sendiri bagi para pelancong yang datang dari dalam dan luar negeri. Berbagai kesulitan yang dibalut dengan kejutan tak terduga akan membentuk pengalaman yang berbeda di masing-masing turis yang datang. Ada yang jatuh hati, ada juga yang malah tidak cinta sama sekali.

    Berdasarkan statistik kedatangan turis 2011 yang didapat dari Indonesia Travel, hampir dari 8 juta turis mancanegara yang datang ke Indonesia menghabiskan liburan di Bali, Yogyakarta, Sumatera dan beberapa tempat lain. Jika dikalkulasi, turis mancanegara rata-rata liburan selama 7,84 hari di Indonesia berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS).

    Lalu, berapa lama waktu untuk menyadari betapa padat dan ramainya Jakarta? Cukup dalam kurun waktu 7,84 detik, demikian dilansir dari CNNGO. Polusi dan kemacetan adalah dua hal yang saling mengikat dan membingkai ingatan orang kala mendengar kata Jakarta.

    Tak heran wisatawan kerap bingung bagaimana menikmati liburan di sini. Tapi Jakarta tidak sendiri dalam daftar ini, berikut 10 kota yang dibenci turis:

    10. Kota Belize, Belize
    9. Kairo, Mesir
    8. New Delhi, India
    7. Jakarta, Indonesia
    6. Lima, Peru
    5. Los Angeles, AS
    4. Timbuktu, Mali
    3. Paris, Prancis
    2. Sydney dan Melbourne, Australia
    1. Tijuana, Meksiko

    Ternyata inilah penyebab touris membenci kota Jakarta :

    1. Macetnya, mana tahan!

    Tak lengkap rasanya datang ke Jakarta jika belum terjebak dalam rimba kemacetan di dalamnya. Berada di sini berarti  harus terbiasa berada berjam-jam di jalan. Jalan-jalan di tengah metropolitan juga jadi tantangan tersendiri bagi para turis. Jutaan kendaraan yang lalu lalang di Ibukota memuntahkan asap polusi yang pekat dan menyesakkan dada.

    2. Polusi ini pula yang dibenci para traveler.

    3. Hal ketiga yang dibenci turis adalah kemiskinan di Jakarta.

    Potret kehidupan yang terlihat sangat timpang. Mal-mal besar dan rumah kumuh saling berhimpitan seakan berebut tempat. Pengemis, anak jalanan dan tuna wisma, mudah ditemui di perempatan jalan.
    Pemerasan terhadap turis jadi hal keempat yang dibenci para turis. Kalimat Jakarta itu keras sepertinya menjadi pendorong orang-orang yang mengambil kesempatan untuk menipu atau memeras turis yang berlibur ke sana. Sebut saja, jika tidak memiliki teman warga lokal atau tidak kenal kondisi Jakarta, turis asing akan jadi sasaran empuk banyak pihak tidak bertanggung jawab.

    4. Empat hal yang dibenci turis itu dipaksa hilang setelah Anda memasuki mal-mal megah yang tersebar di berbagai pojok Jakarta. Lantai mulus dan toko-toko mewah jadi pemandangan wajib di bangunan-bangunan spektakuler tersebut. Namun rupanya, beda lagi pandangan para wisatawan.
    Mal di Jakarta adalah unsur kelima dari yang tidak disukai traveler. Bagi mereka, mal-mal di Jakarta terlalu banyak, seperti penyakit epidemi yang terus bermunculan.

    5. Ruang terbuka hijau yang dibutuhkan wisatawan, menyusut entah kemana.

    Namun, pergumulan dengan ketidaknyamanan yang ada di Jakarta tidak bisa menghapus cinta seseorang kepada kota metropolitan ini. Dilansir dari CNNGO, seorang ekspat akhirnya jatuh cinta kepada Jakarta setelah 6 bulan tinggal di sini. Menurutnya, kota ini menawarkan wajah yang berbeda bagi setiap pelancong yang datang.

    Kesulitan yang ada di kota ini bisa jadi kejutan dengan hasil yang beragam. Jika sang turis memang seorang yang penuh tantangan, bisa jadi ia malah jatuh cinta dan mencandu untuk menjelajah Jakarta lebih dalam. Ia kembali berujar, sekali kenal, Anda takkan puas mengenal lebih jauh Kota Jakarta. Namun bagi mereka yang terbiasa hidup teratur dan nyaman, liburan ke Jakarta bisa jadi kunjungan ke neraka.

    ( sumber….travel.detik.com ,reviewer bang mul )

    No comments:

    Post a Comment

    Mohon tinggalkan komentar sebagai rasa persahabatan terima kasih banyak