• Web
  • Blog Ini
  • Saturday, September 22, 2012

    Berikan Anak Kepercayaan dan Tanggungjawab

    JAKARTA  – Anak usia dini dan remaja diharapkan mampu menumbuhkan sendiri jiwa kepemimpinan pada dirinya, agar mampu mengemban rasa tanggung jawab tinggi. Anak yang tidak dipercaya orang tua sulit beradaptasi dengan lingkungan.

    “Sejak dini, orang tua harus berani memberikan kepercayaan pada anak-anaknya untuk bertanggung jawab. Beri anak kepercayaan, maka dia akan memimpin,” cetus pendiri Rumah Amalia, Agus Syafii di sela kegiatan acara ‘Leader In Me’ bersama 50- anak yatim dan dhuafa di Jakarta, Sabtu.

    Agus Syafii menyitir pendapat pendidik kenamaan asal dari Amerika Serikat, Booker T Washington bahwa  hal paling membantu seorang individu adalah ketika ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan. Anak yang memiliki rasa tanggung jawab dan kepercayaan akan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, anak yang tidak dipercaya orang tua, sulit menemukan kepercayaan diri dan sukar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

    Memahami kenyataan itu, Rumah Amalia mengajak 50 anak yatim dan dhuafa meningkatkan rasa percaya diri dan jiwa kepemimpinan dengan bertandang ke Kidzania Jakarta. Di tempat itu, anak-anak dapat berimajinasi menjadi seseorang dengan beragam profesi. Anak-anak bisa menjadi polisi, bankir, pemain teater, pemain musik, petugas bea cukai, pembuat makanan siap saji sampai hakim. Semuanya dilakukan secara sungguhan dan penuh tanggung jawab.

    Agus Syafii mengatakan, tanggung jawab yang diberikan dari orang tua, guru dan lingkungan adalah bekal untuk menjadi pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri.

    “Sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri, anak akan mampu mengatakan, saya orang yang bertanggung jawab. Saya mengambil inisiatif. Saya menentukan masa depan saya, menentukan tindakan, sikap dan suasana hati saya sendiri. Saya juga tidak akan menyalahkan orang lain bila saya melakukan kesalahan. Dan saya akan melakukan apapun yang harus saya lakukan tanpa diminta, meski tidak ada yang melihat. Seperti itulah nilai-nilai kepemimpinan yang timbul dari penanaman tanggung jawab pada anak,” kata Agus Syafii.

    Pengamat masalah anak, Seto Mulyadi beranggapan sama. Menurutnya, orang tua harus bersikap adil dengan memberi kepercayaan. “Biasanya orang tua yang super protektif sulit memberi kepercayaan pada anak. Khawatir anak tidak mampu mengerjakan kewajibannya. Padahal itu keliru. Anak yang dimanja, sulit menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri,” kata Seto.

    Anak yang tidak diberi kepercayaan biasanya sulit beradaptasi dengan lingkungan. Mereka cenderung mengalami ketergantungan pada orang tua dan orang-orang terdekat. Sikap yang ditunjukkan pada lingkungan seperti teman-temannya, kadang menyebalkan karena egois dan tidak mau berbagi.

    “Bagaimana anak mau berbagi, kalau orang tua juga tidak mau berbagi kepercayaan pada anak?” tukas Seto.

    Karena itu, menjadikan anak sebagai pemimpin dalam dirinya sendiri sangat penting dilakukan orang tua agar anak-anak mudah menemukan jati dirinya.

    “Keberhasilan bukan datang dengan sendirinya, melainkan sebuah proses. Jadikan masa kanak-kanak sebagai moment penting dalam memupuk jiwa kepemimpinan,” kata Seto.

    sumber www.poskotanews.com, reviewer;bang mul

    No comments:

    Post a Comment

    Mohon tinggalkan komentar sebagai rasa persahabatan terima kasih banyak